Bergerak memenuhi
guru profesional

PPG Universitas Negeri Malang menggelar 2nd International Conference Bertajuk Inovasi

Penyelenggaraan seminar internasional merupakan salah satu upaya yang ditempuh untuk mewujudkan internasionalisasi Program Studi (Prodi) dan Perguruan Tinggi (PT). Peningkatan jumlah kegiatan yang bertaraf internasional di sebuah PT menjadi tolok ukur bagi predikat PT unggul kelas dunia. Universitas Negeri Malang (UM) merupakan salah satu perguruan tinggi di Indonesia yang kini terus meroket untuk membawa nama UM ke jajaran PT kelas dunia (World Class University). Oleh sebab itulah penyelenggaraan International Conference ini membawa visi internasionalisasi dari Sekolah Pascasarjana (SPs) dan Prodi Pendidikan Profesi Guru (PPG), sehingga menjadi prodi unggul yang dikenal secara luas oleh masyarakat dunia. International Conference on Innovation and Teacher Professionalism (ICITEP) 2023 ini bertajuk inovasi dan profesionalisme guru. Pemilihan tajuk ini sesuai dengan profil lulusan UM, yaitu mencetak lulusan yang mampu mendayagunakan teknologi secara kreatif dan adaptif dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Pemilihan tajuk ini juga memperkuat UM sebagai PT yang unggul dalam inovasi pembelajaran (Excellence in Learning Innovation). Di samping itu pemilihan topik inovasi guru ini sesisiniz dengan tren pendidikan Era Society 5.0 yang menuntut kemampuan seseorang belajar melalui pemanfaatan teknologi dengan kreatif, inovatif, zaproduktif, adaptif, dan kompetitif, dengan cara mengakses pengetahuan secara lebih luas melalui sharing dan kolaborasi dengan para insan akademik dari berbagai perguruan tinggi dan lembaga pendidikan di seluruh dunia. Melalui pendayagunaan teknologi yang inovatif diharapkan guru semakin profesional dalam melaksanakan pembelajaran.


Pelaksanaan ICITEP 2023 ini merupakan lanjutan (tahun kedua) dan merupakan kegiatan seminar andalan di SPs UM. Secara keseluruhan, kegiatan ICITEP 2023 diselenggarakan selama dua hari (tanggal 10 dan 11 Oktober 2023) secara hybrid. Pelaksanaan luring/offline di Gedung A21 SPs UM dan pelaksanaan daring/online dilaksanakan menggunakan aplikasi Zoom meeting. Melanjutkan kesuksesan ICITEP 2022 lalu, ICITEP 2023 kali ini menampilkan beberapa warna perbedaan pada pelaksanaannya, terutama dari segi keynote speakers, peserta, dan tema konferensi. Menghadirkan enam keynote speakers tersohor di kancah pendidikan nasional dan internasional: pertama, Prof. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd. selaku Direktur Jenderal GTK Kemendikbudristek yang diwakili oleh Direktur Guru Dikdas Ditjen GTK - Dr. Drs. Rachmadi Widdiharto, M.A.; kedua, Direktur PPG Adhika Ganendra, S.Si., M.M.; ketiga, Prof. Michele Simons (Western Sydney University) dari Australia; keempat, Prof. Martin Ebner (Graz University of Technology) dari Austria; kelima, Prof. Madya Ts. Dr. Tee Tze Kiong (Universiti Tun Hussein Onn Malaysia) dari Malaysia; dan keenam, Prof. Dra. Herawati Susilo, M.Sc., Ph.D. (Universitas Negeri Malang) dari Indonesia. Sedikit berbeda dengan tahun sebelumnya, dari segi tema, konferensi kali ini mengedepankan teknologi pendidikan dan profesionalisme guru (tema ICITEP 2023: Enhancing Teachers Professional Development through Educational Technology). 


Kegiatan dibuka oleh Direktur SPs UM, Prof. Dr. Adi Atmoko, M.Si., M.Pd., yang ditemani oleh Wakil Direktur SPs UM, Prof. Dr. Adi Atmoko, M.Si., M.Pd., serta Kaprodi PPG UM, Dr. Muhammad Alfan, S.Pd., M.Pd. Dalam sambutannya, Direktur SPs UM menyampaikan bahwa ICITEP 2023 ini diikuti lebih dari 2000 peserta yang didominasi oleh para mahasiswa PPG dan diikuti oleh lebih dari 98 penyaji makalah. Kegiatan dilanjutkan dengan sambutan dari Rektor Universitas Negeri Malang, Prof. Dr. Hariyono, M.Pd. Rektor UM menyampaikan apresiasi sebesar-besarnya atas antusiasme para peserta dan panitia penyelenggara.


Pada hari pertama, keynote speaker dari Direktur Guru Dikdas Ditjen GTK Kemdikbud - Dr. Drs. Rachmadi Widdiharto, M.A., menyampaikan materi tentang Improving Teacher Competencies in Indonesia. Dalam penyampaiannya, salah satu topik yang menggugah antusiasme peserta seminar yaitu tentang Guru Penggerak. Menurut beliau, Guru Penggerak merupakan guru yang proaktif dalam membawa perubahan positif di lingkungan pendidikannya. Mereka bukan hanya sekedar pengajar, tetapi juga pemimpin, inovator, dan agen perubahan. Direktur Dikdas menekankan urgensi adanya Guru Penggerak, terutama dalam menghadapi tantangan pendidikan di era digital. Mereka diharapkan dapat menjadi jembatan antara metode pendidikan tradisional dan metode modern yang lebih sesuai dengan kebutuhan zaman sekarang. 


Dilanjutkan oleh keynote speaker kedua, yaitu Plt. Direktur PPG, Adhika Ganendra, S.Si, M.M. Pada sesi ini, beliau memfokuskan paparannya terkait dengan teknologi dan sistem penunjang manajemen program pendidikan hingga integrasi data oleh Kemdikbud. Menurut Direktur PPG, teknologi sekarang ini telah menjadi bagian integral dari sistem pendidikan. Mulai dari proses pembelajaran, administrasi, hingga pengambilan kebijakan, semua aspek mendapat manfaat dari pemanfaatan teknologi. Sistem manajemen yang canggih membantu dalam proses pengambilan keputusan. Direktur PPG menekankan bahwa sistem yang baik harus bisa mengintegrasikan berbagai elemen seperti data siswa, data guru, data sekolah, dan lain-lain.


Keynote speaker ketiga wsq Prof. Dra. Herawati Susilo, M.Sc., Ph.D.  yang merupakan dosen senior dari Universitas Negeri Malang. Beliau merupakan proklamator penggiat lesson study di dunia pendidikan. Beliau menyampaikan bahwa secara hirarki, lesson study merupakan metode kolaboratif yang melibatkan sekelompok guru untuk merancang, melaksanakan, mengamati, dan merefleksikan sebuah pelajaran. Beliau juga menyampaikan bahwa metode ini membantu guru untuk terus meningkatkan kualitas pembelajaran. Era digital membawa perubahan signifikan dalam metode dan konten pembelajaran. Beliau berpendapat bahwa lesson study bisa menjadi jembatan antara kebutuhan pembelajaran tradisional dan digital, sehingga guru bisa lebih efektif dalam menyesuaikan diri. Secara simultan, salah satu keunggulan dari lesson study adalah kolaborasinya yang memungkinkan guru untuk berbagi pengalaman dan best practices. Di era digital, kolaborasi ini bahkan bisa dilakukan secara online, memungkinkan partisipasi guru yang lebih banyak .


Pada penyampaian keynote speaker yang terakhir di hari pertama adalah Prof. Martin Ebner (Graz University of Technology) dari Austria. Fokus paparan beliau berkaitan dengan teknologi pembelajaran futuristik. Beliau menjelaskan terkait dengan sistem iMooX yang merupakan sebuah platform MOOC yang dirancang untuk menyediakan berbagai kursus yang dapat diakses oleh siapa saja, kapan saja, dan dari mana saja. Tujuannya adalah untuk memfasilitasi pembelajaran yang lebih inklusif dan terjangkau. Menurut Prof. Martin, iMooX menawarkan konten yang kaya, interaktif, dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan individu. Ini mencakup video, quiz, dan forum diskusi yang dirancang untuk memfasilitasi pembelajaran yang efektif.



Setelah paparan dari empat keynote speaker di hari pertama ini, hari kedua dilanjutkan dengan dua keynote speaker. Yang pertama adalah Prof. Michele Simons (Western Sydney University) dari Australia yang menjelaskan tentang perkembangan teknologi pendidikan saat ini. Teknologi pendidikan berada di titik yang sangat menarik, dengan banyak perkembangan yang menjanjikan. Namun, ada juga berbagai tantangan yang perlu diatasi untuk memastikan bahwa teknologi benar-benar membantu, bukan menghambat, proses pendidikan.


Keynote speaker terakhir di hari kedua, yaitu Prof. Madya Ts. Dr. Tee Tze Kiong (Universiti Tun Hussein Onn Malaysia) dari Malaysia. Beliau merupakan periset muda aktif dari Malaysia. Paparan yang disampaikan berkaitan dengan jenis dan macam inovasi pembelajaran saat ini. Salah satunya adalah teknologi imersif, seperti Realitas Virtual (VR=Virtual Reality) dan Realitas Augmentasi (AR=Augmented Reality). Menurut beliau, teknologi ini membawa tingkat interaktivitas dan realisme baru dalam proses belajar-mengajar, memberikan siswa peluang untuk lebih "merasakan" materi yang dipelajari. Selain itu, Kecerdasan Buatan (AI=Artificial Intelligence) juga mendapat tempat istimewa dalam diskusinya. AI, dengan kemampuannya mempersonalisasi materi pembelajaran, memainkan peran kunci dalam menjadikan pendidikan lebih inklusif dan efektif. Teknologi ini membantu guru dan pendidik lainnya untuk menyesuaikan kurikulum dan metode pengajaran berdasarkan kebutuhan dan kemampuan masing-masing siswa, sehingga setiap individu mendapatkan perhatian yang dia butuhkan.


Kaprodi PPG UM, Dr. Muhammad Alfan, S.Pd., M.Pd., menuturkan bahwa International Conference ini merupakan salah satu upaya mendukung pencapaian profil lulusan PPG yaitu mencetak guru yang menjadi insan pembelajar sepanjang hayat. Melalui International Conference ini, mahasiswa dan alumni PPG diharapkan ikut berpartisipasi baik sebagai peserta maupun presenter sehingga tetap terus berkarya dan berinovasi tanpa henti melalui update wawasan dari para narasumber dan menyajikan paper terbaik mereka.


Andika Bagus N.R.P., M.Pd., selaku ketua pelaksana kegiatan ICITEP 2023, menyampaikan bahwa melalui International Conference ini para insan akademik, baik guru, dosen, mahasiswa, peneliti, maupun pecinta pendidikan dapat melakukan sharing pengetahuan terkait pendidikan profesi guru dan profesionalisme guru. Beliau juga menyampaikan bahwa melalui International Conference ini mereka dapat mendiseminasikan hasil penelitiannya, sehingga terjadi tukar pendapat yang saling melengkapi ide dan gagasan. 


Secara keseluruhan, International Conference ini juga membuka kesempatan bagi para ilmuwan di bidang pendidikan profesi guru untuk berkolaborasi dalam melakukan pembelajaran, penelitian, pengabdian, dan kegiatan-kegiatan seminar, workshop, lokakarya, konsorsium, simposium, dan lain sebagainya sehingga mereka memiliki jaringan yang luas dalam rangka pengembangan pendidikan profesi guru di Era Society 5.0.


signal_cellular_alt dilihat: 4,676 x