Oleh : M.F.A. Bima Sakti
Pendidikan adalah salah satu instrumen penting dalam majunya suatu peradaban. Pesat dan berkembangnya pola pikir generasi muda dimulai dari penyelenggaraan pendidikan. Nurkholis (2013) menjelaskan Pendidikan adalah sebuah aktivitas yang memiliki maksud atau tujuan tertentu yang diarahkan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki manusia, baik sebagai manusia ataupun sebagai masyarakat dengan sepenuhnya. Pada tahun 2022, pendidikan di Indonesia telah memulai transformasi yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Dalam lingkup Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) transformasi ini dimulai melalui berbagai program, yakni Implementasi Kurikulum Merdeka, Program Guru Penggerak (PGP), Program Sekolah Penggerak (PSP), Program Organisasi Penggerak (POP), Pendidikan Profesi Guru (PPG), dan sederat program lain yang menitikberatkan pendidikan untuk guru.
PPG merupakan salah satu program pendidikan yang dilaksanakan setelah program sarjana dan mempersiapkan peserta didik untuk memiliki keahlian khusus dalam menunjang pekerjaan sebagai guru. Program ini diselenggarakan untuk lulusan S1 Kependidikan maupun non-kependidikan dan DIV non-kependidikan yang berminat menjadi guru (Ristekdikti, 2018). PPG memiliki dua jenis yakni PPG Prajabatan dan PPG Dalam Jabatan.
Refleksi Penyelenggaraan PPG Tahun 2022
Penyelenggaraan PPG selama kurun waktu 12 bulan tentu menjadi salah satu percontohan untuk penyelenggaraan kedepan. PPG tahun 2022 telah mengalami banyak transformasi terutama dalam penyelenggaraan PPG Prajabatan. Kemendikbudristek terus berupaya untuk melakukan perubahan dalam proses pendidikan guru, salah satunya yakni berkolaborasi dengan Kementerian Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) dalam membuat regulasi dimana profesi guru kedepan harus memiliki sertifikat pendidik melalui proses PPG Prajabatan. Hal tersebut dilakukan bukan tanpa alasan, karena sebuah negara jika ingin pendidikan nya maju, maka fokusnya adalah pada pendidikan gurunya. Guru merupakan ujung tombak dalam meningkatkan kualitas pendidikan, di mana guru akan melakukan interaksi langsung dengan siswa dalam pembelajaran di ruang kelas (Pangestika & Alfarisa, 2015).
PPG Prajabatan dengan format yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya menjadi salah satu role model baru dalam pendidikan guru di Indonesia. Penyelenggaraan yang dimulai dari seleksi administrasi, substansi, dan wawancara menjadi salah satu proses yang penting untuk mendapatkan kandidat yang betul-betul memiliki minat menjadi guru dan menyakinkan para peserta yang akan menempuh perkuliahan PPG Prajabatan hingga pada proses pengabdian. Hal ini didukung melalui Perdirjen GTK Nomor 3830/B/HK.03.01/2022 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program PPG Prajabatan.
Pada seleksi administrasi para peserta diseleksi berdasarkan kelengkapan Curriculum Vitae (CV) dan esai yang memuat informasi umum, pengalaman mengajar, pengalaman pelatihan, dll. Pada proses seleksi substansi para peserta dinilai berdasar tes penguasaan konten, pedagogical knowledge, dan tes kemampuan dasar literasi dan numerasi. Terakhir, pada tahap wawancara peserta diminta untuk menyampaikan hal-hal yang dituliskan dalam esai. Wawancara dilakukan oleh asesor-asesor yang telah diseleksi melalui proses mekanisme yang ditentukan langsung oleh Direktorat PPG.
PPG Prajabatan yang telah dilaksanakan selama dua gelombang tentu menyisakan banyak evaluasi, misalnya dari sisi Sistem Informasi Manajemen untuk Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (SIMPKB) untuk pendaftaran maupun wawancara yang harus terus dikembangkan. Selain itu, kuota pada tahun 2022 ini yakni sebanyak 40.000 beasiswa PPG Prajabatan.
Penyelenggaraan PPG Dalam Jabatan tahun 2022 juga telah sukses diselenggarakan dengan beberapa evaluasi tentunya, misalnya yang penulis dapatkan ketika melakukan monitoring evaluasi di Universitas Lampung, para guru kadang masih mengalami kendala dalam sistem pembelajaran pada Learning Management System (LMS). LMS dalam hal ini harus terus dikembangkan untuk penyelenggaraan PPG Dalam Jabatan kedepan. Pada tahun 2022 penyelenggaraan PPG dalam jabatan kategori 1 gelombang 1 dilaksanakan pada bulan Agustus hingga November 2022, sedangkan gelombang 2 proses pendaftaran baru dimulai pada bulan November 2022. Lalu kategori 2 perkuliahan telah dimulai dari Agustus hingga November 2022.
Hal ini tentu menjadi pencapaian sekaligus bahan evaluasi bagi Direktorat PPG dalam penyelenggaraan PPG Dalam Jabatan untuk tahun-tahun berikutnya. Karena untuk melakukan sertifikasi kepada 1,6 juta guru membutuhkan tenaga yang cukup ekstra agar semua bisa terpenuhi dengan baik.
Menyambut Penyelenggaraan PPG 2023
Direktorat PPG telah melewati satu tahun periode yang cukup dengan dinamika. Penyelenggaraan PPG Prajabatan dengan format baru tentu menjadi salah satu hal yang sangat serius dikerjakan demi terciptanya transformasi PPG. Selain itu, Direktorat PPG juga memiliki PR besar lain yakni mensertifikasi 1,6 juta guru yang belum memiliki sertifikat pendidik melalui proses PPG Dalam Jabatan.
Ada banyak hal yang telah dilakukan dalam rangka mendukung penyelenggaraan PPG Prajabatan dan Dalam Jabatan, diantaranya yakni revitalisasi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) agar pemenuhan dari segi pembelajaran dapat memberikan yang terbaik kepada para mahasiswa. Selain itu, Direktorat PPG juga telah memberikan beasiswa micro credential kepada para dosen PPG pada LPTK-LPTK untuk berkuliah bidang Literacy dan Curriculum pada kampus Michigan State University (MSU) Amerika Serikat dan Helsinki University Finland. Dosen-dosen PPG yang telah mengikuti program perkuliahan micro credential ini telah memberikan kontribusi berupa laporan perkuliahan dan Learning Path Materi sesuai alur Kurikulum Merdeka yang menjadi bahan materi Kuliah PPG Prajabatan kedepan.
Program lain yang menjadi bahan evaluasi untuk Penyelenggaraan PPG tahun 2023 adalah kegiatan Simposium pada akhir tahun 2022. Kegiatan ini juga menjadi momentum evaluasi terhadap penyelenggaraan PPG tahun 2022 yang sudah dilaksanakan. Simposium ini menjadi forum diskusi bersama dengan LPTK-LPTK dan Dinas-dinas pendidikan untuk memberikan laporan atas hasil Visitasi PPG Prajabatan dan Monitoring Evaluasi PPG Dalam Jabatan yang telah dilaksanakan oleh Direktorat PPG. Majunya pendidikan di sebuah negara tentu berdasar pada gurunya, karena peran seorang guru sebagai seorang pembelajar tentu menjadi teladan bagi siswa. Guru harus menjadi fasilitator, inspirator, motivator, imajinatif, kreatif, membentuk tim kerja dan mengembangkan nilai-nilai karakter. Sukma dewi, dkk (2019) menjelaskan Kebutuhan psikologis siswa juga dibutuhkan yakni Needs for competence, Needs for autonomy, Needs for relatedness, dan Sustainable learning.
Pada tahun 2023 nanti Direktorat PPG tentu akan terus melaksanakan penyelenggaraan PPG Prajabatan dan PPG Dalam Jabatan. Tugas ini tidak bisa dilaksanakan oleh Direktorat PPG sendiri, diperlukan dorongan dan dukungan juga dari berbagai elemen untuk melaksanakan tugas tersebut. Tahun 2023 menjadi momentum untuk terus melanjutkan transformasi PPG sebagai salah satu langkah demi majunya pendidikan di Indonesia.
*) Penulis merupakan Staf Bidang Kemitraan dan Komunikasi Publik Direktorat PPG Ditjen GTK Kemdikbudristek
Referensi:
Nurkholis. 2013. Pendidikan Dalam Upaya Memajukan Teknologi Jurnal Kependidikan. UIN KH. Saifuddin Zuhri Purwokerto. Vol. 1 No. 1 Nopember 2013.
Pangestika, R. R., & Alfarisa, F. (2015). Pendidikan Profesi Guru (PPG): Strategi Pengembangan Profesionalitas Guru dan Peningkatan Mutu Pendidikan Indonesia. In Makalah Prosiding Seminar Nasional (Vol. 9).
Perdirjen GTK Nomor 3830/B/HK.03.01/2022 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan
Ristekdikti. (2018). Pedoman penyelenggaraan pendidikan profesi guru. Jakarta, Indonesia : Ristekdikti.
Sukma Deri, Putri., Cahyadi, Surya., Susiati, Surya. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Psikologis dan Engagement Siswa pada Pelajaran Matematika. Jurnal Ilmu Perilaku, Volume 3, Nomor 1, http://jik.fk.unand.ac.id