Seleksi Guru ASN PPPK menjadi salah satu program prioritas Ditjen GTK dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan guru-guru honorer di Indonesia. Mendikbud Nadiem Makarim menyampaikan, “Satu hal yang tentunya tidak kalah penting dan terus menjadi prioritas pemerintah pusat adalah peningkatan kesejahteraan guru.
Perekrutan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) bertujuan meningkatkan kesejahteraan guru honorer. Sekarang, kita prioritaskan guru-guru honorer di sekolah negeri untuk dapat diangkat di sekolah tempatnya mengabdi selama ini.”
Cerita seleksi Guru ASN PPPK kali ini datang dari Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh. Isatir awalnya mengaku ragu untuk mengikuti Seleksi Guru ASN PPPK apalagi prosesnya sempat terkendala di bagian administrasi. Namun Isatir menyatakan bahwa dirinya senang mengikuti seleksi. “Saya merasa senang karena seleksinya murni, tanpa ada kecurangan. Sistem daring (yang digunakan saat tes) langsung menunjukkan hasil sehingga saya tahu kemampuan saya sampai mana,” terangnya.
Isatir bercerita bahwa menjadi Guru ASN PPPK membawa dampak baik untuk dirinya. “Saya dulunya menerima gaji hanya 100 ribu rupiah per bulan. Setelah menjadi ASN, saya mendapatkan gaji yang layak dan bisa membantu orang tua. Saya juga menjadi lebih disiplin dan semangat untuk datang ke sekolah dan mengajar peserta didik,” paparnya.
Sebagai Guru Penggerak angkatan 1, Isatir juga kerap berbagi ilmu dan pengalaman bersama rekan-rekan guru di sekolahnya. Isatir menerangkan, “Saya mengajak teman-teman di sekolah untuk membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) sepulang sekolah, contohnya adalah RPP dalam pembelajaran terdiferensiasi. Saya juga menjelaskan terkait Seleksi Guru ASN PPPK, misalnya tentang kategori pelamar, agar teman-teman tergerak untuk mengikuti seleksi”.