Bergerak memenuhi
guru profesional

Implementasi Kurikulum Merdeka di Era Society 5.0


Oleh : M.F.A. Bima Sakti, S.Pd.

 

Editor : Dr. Romi Siswanto, M.Si.


 

         Pendidikan adalah pembelajaran dari pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sebuah kelompok yang diberikan pada satu generasi dan berlanjut ke generasi lainnya. Hal tersebut diimplementasikan melalui pengajaran, pelatihan, dan penelitian. Pendidikan termanifestasikan dalam bentuk bimbingan orang lain, namun juga tidak menutup kemungkinan secara otodidak. Pengalaman yang dialami oleh seseorang juga membentuk pola pikir, rasa, dan tindakan juga bisa kita sebut sebagai sebuah pendidikan kehidupan. Dalam sebuah kehidupan, pendidikan adalah aspek yang penting, peran besar yang memberikan sebuah kemajuan dalam berpikir dan bertindak merupakan dampak positif dari terselenggaranya sistem pendidikan yang baik. Sistem Pendidikan yang baik tentu berasal dari Kurikulum yang baik. Kurikulum memiliki peran yang signifikan dalam proses majunya sebuah pendidikan dalam suatu Negara.

         Pendidikan di Indonesia cenderung menggunakan kurikulum peninggalan zaman kolonial. Hal ini membuat Indonesia harus melakukan pembenahan dalam segi kurikulum. Perkembangan kurikulum di Indonesia selepas Indonesia Merdeka pada tahun 1945, Kurikulum di Indonesia telah mengalami banyak perubahan pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006, 2013 hingga pada tahun 2022 lahir Kurikulum Merdeka. Perubahan kurikulum sering terjadi karena selaras dengan perubahan sistem politik, sosial, budaya, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan bangsa dan negara.

         Pendidikan memiliki substansi yang disebut kurikulum. Untuk mencapai tujuan tertentu, kurikulum dipandang sebagai rencana kegiatan pembelajaran bagi siswa di sekolah. Tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar mengajar, jadwal, dan evaluasi semuanya mengacu pada kurikulum. Dokumen tertulis yang merupakan produk pembuat kebijakan dan pencipta kurikulum disebut sebagai kurikulum.

Hal yang berbeda tentu juga harus dilakukan, karena pada dasarnya perubahan zaman juga telah membuat dunia pendidikan bertransformasi dalam segi perangkat pembelajaran. Di era society 5.0 saat ini, orang perlu hidup berdampingan dengan teknologi untuk mempertahankan cara hidup mereka.

 

Dunia Pendidikan di era Society 5.0

         Perkembangan information and communications technology (ICT) telah membawa arus yang sangat drastis baik dalam kehidupan masyarakat maupun dunia industri. Transformasi Digital yang membuat tatanan baru dalam kehidupan telah mempengaruhi regulasi di berbagai negara. Era Society 5.0 adalah sebuah era dimana manusia hidup berdampingan bersama teknologi. Kita telah hidup di era baru dimana globalisasi dan pesat evolusi teknologi digital seperti Artificial Intelligence (AI), Internet of Things (IoT) dan robotika membawa signifikan perubahan pada warga negara.

         Era disrupsi telah membuat terjadi perubahan yang sangat mendasar pada sektor kehidupan. Pada era Society 5.0 segala aspek kehidupan berkaitan dengan teknologi, hal tersebut telah membuat manusia harus berpikir kritis serta mampu beradaptasi dan berinovasi. Kehadiran era baru ini harapannya manusia bisa terus mengembangkan diri dikala teknologi makin tumbuh pesat. Pendidikan tentu juga harus bertransformasi di era Society 5.0. Indonesia yang Pendekatan bakat dan minat merupakan salah satu teknik pembelajaran yang disebutkan dalam kurikulum merdeka. Sesuai dengan bidang minatnya, siswa dapat memilih disiplin ilmu yang ingin dipelajari. Kurikulum pembelajaran intrakurikuler yang beragam merupakan kurikulum merdeka secara umum.

Dalam hal ini dunia pendidikan memiliki peranan yang cukup penting, hal yang sangat diharapkan di tempat atau desa terpencil untuk mengatasi sebuah kesenjangan terhadap layanan dalam dunia pendidikan dan teknologi harus diberikan pada masyarakat luas. Society 5.0 yang terbentuk melalui data diharapkan mampu menjadi jembatan dalam mengatasi kesenjangan terhadap dunia pendidikan.

Di era Society 5.0 anak-anak tidak hanya harus dibekali cara berpikir kritis, namun juga analisa dan kreasi. High Other Thinking Skills (HOTS) atau cara berpikir tingkat tinggi adalah terobosan dalam menemukan konsep pengetahuan yang tepat dengan praktik secara langsung dan merasakan bagaimana cara menghadapi permasalahan yang terdapat di lingkungan. Inquiry Learning, Discovery Learning, Project Based Learning, dan Problem Based Learning menjadi model pembelajaran yang akan mengubah kemampuan nalar berpikir kritis.

Pendidik dalam konteks ini tentu harus memberi arahan untuk para peserta didik untuk menemukan permasalahan dan solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut. Peserta didik dalam hal ini harus diberi wawasan tentang permasalahan yang universal, hal tersebut akan menambah pengetahuan baru dari peserta didik. Di era Society 5.0 pendidik dan peserta didik tentu tidak akan jauh dari telepon genggam dan laptop. Dua perangkat ini tentu menjadi salah satu modal penting dalam melakukan sebuah pembelajaran. Jaringan internet yang sangat mendukung tentu menjadi support system dalam memaksimalkan transfer knowledge pada peserta didik. Transformasi tentu perlu dilakukan dari segi infrastruktur pembelajaran maupun cara dalam memberikan arahan dan wawasan kepada peserta didik.

 

Relasi Kurikulum Merdeka dan Society 5.0

 

Kurikulum Merdeka dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel. Fokus Kurikulum ini yakni pada materi yang esensial dan pengembangan karakter serta kompetensi peserta didik. Karakteristik dari Kurikulum Merdeka yakni pertama, pembelajaran berdasar pada proyek pengembangan soft skills dan karakter yang menyesuaikan profil pelajar pancasila. Kedua, Project Based Learning untuk pengembangan soft skill dan karakter sesuai dengan profil siswa pancasila merupakan ciri pertama dari kurikulum mandiri ini. Kedua, berkonsentrasi pada informasi yang paling penting untuk memberikan cukup waktu untuk studi mendalam tentang keterampilan dasar seperti melek huruf dan berhitung. Ketiga, guru harus memiliki kebebasan untuk menyesuaikan metode pengajaran mereka dengan kebutuhan dan kemampuan siswa serta konteks lokal dan mata pelajaran.

Prinsip pembelajaran kurikulum mandiri melibatkan tiga komponen: pertama, pembelajaran intrakurikuler yang dibedakan. Kedua, pendidikan ekstrakurikuler berupa proyek peningkatan Profil Pelajar Pancasila. Ketiga, sumber daya satuan pengajaran dan minat siswa menjadi pertimbangan ketika pembelajaran ekstrakurikuler dilaksanakan. Penilaian diagnostik, perencanaan, dan pembelajaran digunakan untuk melaksanakan langkah-langkah tersebut.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mulai berupaya meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia pada tahun 2019. Langkah pertama mereka adalah memperkenalkan gagasan Kebebasan Belajar. Sebagai akibat dari kebijakan belajar mandiri, kurikulum pendidikan juga dimodifikasi dan diadaptasi.

         Merdeka Belajar adalah bagian dari Kurikulum Merdeka dan sebuah inovasi dalam sebuah pembelajaran pada pendidikan di Indonesia. Dalam implementasinya tentu mengalami banyak hal yang dialami, misalnya terkait kebijakan yang harus menyesuaikan dengan kondisi yang terjadi sebelumnya. Selain itu era Society 5.0 juga telah merubah banyak hal yang menjadi kebiasaan dari para peserta didik. Ada beberapa hasil penelitian yang penulis jadikan rujukan terkait implementasi Kurikulum Merdeka yang bisa direlasikan dengan Society 5.0.

Hasil penelitian Houtman tahun 2020 menjelaskan Merdeka Belajar menjadi inovasi dalam memberikan pada pemangku kebijakan terkait pelaksanaan kebijakan bahwa hasil belajar tidak selalu bisa diukur dari aspek kognitif berupa nilai, namun aspek afektif dan psikomotorik berupa sikap, keterampilan, kreativitas, inovasi, kemandirian, dan kompetensi juga diperlukan. Akreditasi juga menjadi faktor penentu lembaga pendidikan tersebut baik atau tidaknya dalam penyelenggaraan pendidikan. Hal ini sejalan dengan kemunculan Society 5.0 yang merupakan dampak dari pesatnya revolusi industri 4.0 yang mempengaruhi tatanan industri konvensional menjadi serba digital. Manusia yang tidak bisa lepas dari Teknologi tentu menjadi salah satu hal yang menarik. Karena Perilaku masyarakat yang berubah tentu juga berdampak terhadap peserta didik. Dunia Pendidikan tentu juga terkena dampak, maka penilaian tidak bisa diukur hanya satu aspek.

Hasil penelitian K. Nagy dan E. Hajrizi tahun 2022 menjelaskan pengembangan model inovasi dalam dunia pendidikan sangat bermanfaat bagi transformasi kebutuhan sosial. Konsep Society 5.0 sedang diperiksa melalui proses perencanaan dan implementasi inovasi. Penciptaan model inovasi terus disesuaikan dengan kebutuhan Society 5.0 akan inovasi. Paradigma menciptakan inovasi dalam menyesuaikan dengan kebutuhan Society 5.0 semakin mudah dan mampu membantu pemulihan dari bencana akibat pandemi covid-19 karena kemajuan teknologi. Meninjau fasilitas dan kebutuhan masing-masing sekolah di Indonesia penting untuk menerapkan kurikulum mandiri dalam melatih siswa agar lebih optimis dalam menghadapi tantangan di era disrupsi dan Society 5.0.

Harapan penulis Kurikulum Merdeka menjadi salah satu solusi untuk pendidikan Indonesia kedepan. Kurikulum yang lebih fleksibel tentu juga akan memudahkan guru dalam memberikan pembelajaran, ditambah di era society 5.0 tentu menjadi tantangan sendiri untuk para guru menyesuaikan diri dalam pembelajaran yang harus berbasis teknologi.

 

 

*) Penulis merupakan Staf Bidang Kemitraan dan Komunikasi Publik Direktorat PPG Ditjen GTK Kemdikbudristek

 

 

Referensi:

Ahid, Nur. (2006). Konsep Dan Teori Kurikulum Dalam Dunia Pendidikan. Islamica, Vol. 1, No. 1, September 2006.

Houtman, H. (2020). Merdeka Belajar Dalam Masyarakat 5.0. In Prosiding Seminar Nasional Program Pascasarjana Universitas Pgri Palembang.

K. Nagy, E. Hajrizi, L. P. (2020). Responsible Innovation in Support of Society 5.0 - Aspects of Audit and Control.

Maghfiroh, Nailyl., Sholeh, Muhammad. (2022). Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka Dalam Menghadapi Era Disrupsi Dan Era Society 5.0. Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan Volume 09 Nomor 05 Tahun 2022.

Putri Ananda, Adeliya. Hudaidah. (2021). Perkembangan Kurikulum Pendidikan Indonesia dari Masa ke Masa. Vol. 3, No. 2 (Juli-Desember 2021).

Sayyidi, S., & Sidiq, M. A. H. (2020). Reaktualisasi Pendidikan Karakter di Era Disrupsi. Bidayatuna: Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 3(1), 105. https://doi.org/10.36835/bidayatuna.v3i01. 520

Wahyuni, F. (2015). Kurikulum dari masa ke masa. Jurnal, Al-Adabiya, 10 (2) http://ojs.stkippgri-lubuklinggau.ac.id/index.php/JS/index102, Vol. 3, No. 2 (Juli-Desember 2021).

 

 

 

signal_cellular_alt dilihat: 18,973 x